payung ihsan
payungkan aku lagi
jika panas itu masih melekat di pipi
bahangnya keras terasa
bisanya itu sehingga buat merah wajahku
payungkan aku lagi
tolonglah kasihanilah
panjang kain yang melitup bukan beerti kesempurnaan
tapi sekadar belajar
merangkak-rangkak
bak bayi minta didukung
payungkan aku lagi
jika kau mampu
tadahkan aku sejuknya hujan itu
biar tempias menusuk ke dalam romaku
kerna bukan aku mampu
berjalan sendiri
jika tiada teman disisi
bukan ampuhnya aku
untuk mendukung kendati tua sendirian
tapi jika kau perhati
kaulah yang aku perlukan
buat melontar jauh iman yang berkocak ini
teman
payungkan aku lagi
dengan payung ihsanmu
agar aku takkan rebah
sehingga bercucur tangis didada
sampai sebak meruntun gelandangan jiwa
kerna bukan bisa aku mendaki tinggi
tanpa ihsanmu lagi
kau bilang
suatu masa dulu
kita pernah jadi yang terbaik
namun hilang lesap disapu awan
kerna apa yang kekal di fana ini?
tiada ya teman
kau ungkap kata pengeras semangat
buat aku disaat di hujung tanduk keimanan
gentar jiwa berkata
mana mungkin aku bisa selamat?
usahlah risau kau kata
Tuhanmu ada
mengadu padaNya
Dia selayaknya pendengar
yang bisa kau ukir sisipan syahdu
dalam nada suara yang kaku
bersama tangan jari jemarimu yang bernoda itu
oh payungkan aku payung ihsan
kerna mana bisa aku tegakkan harapan
jika balada kecamuk menghempas diri
kau kira aku ini tabah?
iya mungkin juga
tapi bisa juga terbit tetesan airmata ini
kerna kekeringan empangan sabar
dek dilanda kemarau dugaan
payungkan aku ihsan
jika kau memang teman
yang hidup bukan sekadar untuk kenangan...
Salam sayang manis,
Aimie yusof